Beberapa bulan sebelum ditayangkan perdana di layar lebar, film The Golden Compass telah mendatangkan kontroversi pro-kontra, dari yang bilang sangat bagus dan setuju banget sampai yang melarang anak-anak menonton bahkan memboikot film itu.
Philip Pullman terkenal dengan triloginya yang disebut His Dark Materials yang sarat misteri dan sihir. Yang pertama dari trilogi itu berjudul Northern Light (1995) yang bercerita tentang dunia paralel seperti dunia ini tetapi berbeda, kedua The Subtle Knife yang bercerita tentang dunia ini, dan yang ketiga The Amber Spyglasses yang bercerita tentang antar dunia. Northern Light kemudian dikemas baru oleh penulisnya dengan tambahan 16 halaman buku dan diberi nama The Golden Compass (2006) dan kemudian diangkat ke layar lebar (2007). Cuma, untuk lebih memasyarakat, beberapa isu kontroversial yang ekplisit dalam novelnya, dalam filmnya isu-isu itu dikaburkan atau diberi nama berbeda. Namun serial ke dua dan ketiga lebih kasar dalam menyatakan sikap anti agama Pullman, bahkan Chris Weitz, sutradara film itu, menyatakan akan lebih jujur dalam mengekspos naskah asli novelnya yang kedua dan ketiga yang rencananya mulai dirilis pada tahun 2009.
Ceritanya dimulai dengan kehadiran seorang gadis yatim-piatu yang tinggal di
Sebelum Lyra mencari Roger, ia dikenalkan dengan Nyonya Coulthier seorang penyihir cantik. Ia diajak berekspedisi ke kutub utara. Sebelum berangkat, kepala sekolahnya memberikan kepada Lyra sebuah aletheometer (kompas emas) sebuah alat yang mempu mengungkap kebenaran semua hal. Dibawah bimbingan
Ngeri melihat hal-hal itu, Lyra dan Pantalaimonnya melarikan diri dari rumah Ny. Coulthier dibantu dua orang gipti yang baik. Orang-orang gipti hidup sebagai manusia perahu yang hidup dalam kesukaran namun mereka mengajarkan arti kekeluargaan, kesetiaan dan cinta. Orang-orang gipti ini berkepentingan karena anak-anak mereka banyak yang diculik Gobbler, dan Lyra dengan pengetahuannya membantu para gipti membebaskan tawanan di utara itu dan kemudian ia menjumpai ayahnya yang terpenjara. Melalui penuturan tetua gipti ia kaget mengetahui bahwa ternyata ayahnya adalah Lord Asriel dan Ny. Coulthier sebenarnya adalah ibunya sendiri. Dibalik rasa kagetnya, Lyra membaca alethiometer dan menyadari apa pesannya. Sekalipun althiometer mengungkapkan kebenaran disekelilingnya, Lyra tidak sadar mengenai perannya dalam nasib alam semesta. Lyra dinubuatkan akan berperan besar untuk memerankan penghianatan tak terhindarkan yang akan menentukan masa depan dunia-dunia.
Agar berhasil menyelamatkan anak-anak, orang-orang gipti mengajak tiga orang untuk membantu, yaitu Serafina Pekhala, ratu sihir yang mengungkapkan bahwa masa depan semesta berada di tangan Lyra, Lee Scoresby, aeronaut dan komandan balon udara panas, dan Ioreck Byrnisson, beruang kutub berbaju baja yang sebagai raja kelompoknya dibuang oleh saudaranya. Dalam perjalan ke kutub utara itu Lyra dan Pantalaimonnya diculik oleh para pemburu yang membawa mereka ke Bolvangar tempat dimana anak-anak yang diculik ditawan. Akhirnya Lyra bertemu dengan Roger, namun ia menyaksikan kengerian melihat uji-coba pemisahan anak-anak dari daemon mereka. Bersama-sama anak-anak itu kemudian melarikan diri dari kengerian Bolvangar, melarikan diri dalam lindungan para gipti dan ketiga kawan mereka. Sekalipun mereka telah selamat, perjalanan Lyra dan Roger belum selesai (disinilah The Golden Compass berakhir).
Pada bagian kedua triloginya, Lyra menemukan ayahnya yang melakukan uji-coba bersama Dust yang menemukan cara menembus batas penghalang ke dunia lain. Mereka telah membangun jembatan ke dunia lain, tetapi untuk melalui jembatan itu dibutuhkan energi yang dihasilkan pemisahan anak dari daemonnya melalui proses intercission. Tidak mampu mengorbankan anaknya sendiri, Lord Asriel mengorbankan Roger dan menghilang ke dunia lain. Dunia dihancurkan dan Roger mati, tetapi Lyra bersumpah untuk membalas dendam dan membongkar kejahatan Dust.
Kandungan atheisme dan anti gereja dalam novel ini bisa dilihat dari penggambaran tentang gereja yang dianggap si jahat dan tentang kematian Tuhan dimana surga akan diperintah oleh Republik Surgawi yang tidak memerlukan raja. Pullman mengatakan kepada
Dalam trilogi ini juga Lyra menjumpai bahwa Ayahnya Lord Asriel membuka front perang melawan Tuhan, dan ia bertemu anak laki-laki bernama Billy yang memiliki pisau yang bisa memotong segala sesuatu termasuk batas penghalang antar semesta. Pisau itu memiliki nama nubuatan Aeshaeter yang berarti ‘pemusnah Tuhan.’ Pada akhir trilogi digambarkan bahwa Tuhan mati, dan Will dan Lyra memerankan kembali kejatuhan manusia kedalam dosa di taman
Dalam trilogi Pullman, Tuhan Alkitab bukanlah pribadi pencipta langit dan bumi, namun sekedar malaekat pertama yang timbul dari yang disebutnya Dust, dan ketika malaekat-malaekat lain timbul, ia berbohong dengan mengatakan ialah yang menciptakan mereka. Ia kemudian mendirikan gereja-gereja di setiap semesta sebagai alatnya untuk berkuasa. Namun, malaekat ini yang disebut ‘Sang Otoritas’ makin menua dan lemah dan menghadapi pemberontakan para malaekat dan manusia. Sekalipun Wertz sudah mengganti istilah gereja dalam novel dengan Magisterium, justru kata pengganti ini lebih khusus tertuju kepada gereja Katolik Roma yang memang disebut demikian.
Dust dalam trilogi ini menggambarkan Dust sebagai debu/partikel kesadaran yang sumbernya berasal dari dunia lain dan membentuk malaekat dan roh/jiwa manusia. Dalam serial terakhir, roh orang mati akan dibebaskan dari kehidupan sesudah mati, partikel-partikelny
Film The Golden Compass memang menarik karena menggunakan tehnik sinematografi mutakhir dan menghadirkan bintang-bintang tenar seperti Nicole Kidman yang mantan isteri Tom Cruise, dan Daniel Craig pemeran James Bond terakhir, tetapi yang lebih dikuatirkan orang tua adalah bahwa berbeda dengan semangat anti katolik novel ‘The Da Vinci Code’ yang merupakan bacaan orang dewasa, novel ‘The Golden Compass’ yang juga anti katolik memang ditujukan untuk konsumsi anak-anak , anak-anak yang pada umumnya masih terbuka dan belum dibekali pengertian masalah baik dan buruk dan mana yang bermanfaat dan tidak, dan sekalipun filmnya sudah di’halus’kan tayangan atheismenya, anak-anak setelah nonton film demikian biasanya tertarik untuk membaca novelnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar