4.1 Upaya Manusia Memperoleh Keselamatan dan Problematikanya
4.2 Allah Trinitas Sebagai Perencana (Allah Bapa), Penggenap (Allah Putra) dan Penyempurna Keselamatan (Allah Roh Kudus)
Pertama, dari Surga, Allah Bapa telah memilih beberapa orang untuk diselamatkan. Pemilihan ini tidak dilakukan seperti ajaran Arminian yaitu Allah telah melihat orang-orang yang nantinya berbuat baik, lalu Allah memilih mereka. Itu bukan pemilihan Allah, tetapi pemilihan atas nama “Allah” yang dikerjakan oleh manusia. Di dalam theologia Reformed, ini dikenal dengan pernyataan Unconditional Election (Pemilihan yang Tidak Bersyarat). Berarti, Allah memilih beberapa manusia mutlak berdasarkan kerelaaan kedaulatan-Nya. Ketika Allah memilih Yakub dan tidak memilih Esau, Ia mengajarkan satu prinsip melalui Paulus, “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.” (Roma 9:15) Ini berarti bukan urusan kita untuk meragukan keadilan Allah, karena itu sudah keputusan kehendak-Nya yang berdaulat. Kita sebagai manusia tidak pernah boleh complain terhadap Allah (berkaitan dengan siapa yang dipilih dan ditolak-Nya) karena sebenarnya sebelum dipilih, semua manusia adalah makhluk berdosa. Kita yang dipilih-Nya seharusnya bersyukur dan menaati panggilan-Nya, bukan complain. Selain itu, kita hanya patuh dan taat akan apa yang Allah telah nyatakan di dalam Alkitab. Apakah ketaatan ini membabibuta ? TIDAK. Ketaatan ini disertai iman, karena kita beriman bahwa Allah yang memiliki pengetahuan sempurna akan hal ini (sedangkan kita belum). Ketika kita sebagai manusia ingin mencari tahu tentang misteri ini, kita sebenarnya sedang melanggar wilayah kesempurnaan pengetahuan Allah dan tentunya, kalaupun (tidak pernah terjadi) Allah menyingkapkan misteri ini kepada kita, kita tak mungkin akan pernah menampung penyingkapan Allah ini dengan rasio kita yang terbatas. Mengenai misteri ini, Allah berfirman, “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” (Ulangan 29:29)
Kedua, setelah Allah memilih manusia, Ia mengaruniakan Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus (Allah Putra) untuk menebus dosa-dosa manusia pilihan-Nya tersebut dan menyelamatkan mereka dari perbudakan dosa tanpa melihat jasa baik mereka karena kasih-Nya (Yohanes 3:16). Di dalam 5 pokok Calvinisme, poin ini disebut Limited Atonement/Penebusan Terbatas). Penebusan Terbatas tidak berarti kualitas penebusannya yang terbatas, tetapi wilayah cakupan penebusannya yang terbatas, yaitu hanya bagi umat pilihan-Nya. Manusia yang telah ditetapkan-Nya untuk binasa (kaum reprobat/tertolak) tidak akan pernah mungkin menerima penebusan Kristus. Ini berarti keselamatan, di dalam kerangka pikir theologia Reformed berdasarkan Alkitab, terjadi hanya melalui anugerah Allah (sola gratia).
Setelah Kristus menebus dosa umat pilihan-Nya, maka proses ketiga, Allah Roh Kudus mengaktifkan penebusan Kristus ini ke dalam hati umat pilihan-Nya dengan melahirbarukan mereka. Artinya, Roh Kudus memberikan hati yang baru kepada umat pilihan-Nya. Mengapa hati yang baru ? Karena hati manusia yang lama sudah dipolusi oleh dosa, sehingga Roh Kudus harus mengganti total dengan memberikan hati baru kepada mereka. Yehezkiel 36:26 berkata, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” King James Version (KJV) menerjemahkan, “A new heart also will I give you, and a new spirit will I put within you: and I will take away the stony heart out of your flesh, and I will give you an heart of flesh.” Uniknya, Roh Kudus yang memberikan hati yang baru sekaligus membuang atau mematikan (kata take away dalam KJV berasal dari bahasa Ibrani yang bisa berarti mematikan/turn off) hati yang lama yang mengeras. Berarti, Roh Kudus menundukkan hati manusia yang keras untuk bisa menerima-Nya.
Keempat, setelah melahirbarukan umat pilihan, Roh Kudus memberikan iman dan pertobatan kepada mereka. Dengan kata lain, theologia Reformed mengajarkan dilahirbarukan oleh Roh Kudus merupakan proses yang mendahului iman (bukan iman yang mendahului lahir baru). Orang baru bisa beriman karena ia telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus. Lalu, orang yang beriman baru bisa beriman karena adanya anugerah Allah. Iman adalah anugerah Allah, bukan kehebatan manusia. Jadi, sangatlah salah jika “theologia” non-Reformed mengajarkan bahwa iman adalah joint venture antara Allah dengan manusia (ajaran Philip Melanchton) atau iman adalah tindakan manusia mempercayai Allah. Kalau benar, iman adalah tindakan manusia, bagaimana manusia bisa memilih iman yang benar, kalau di dalam hidupnya, kadang-kadang manusia bisa saja (bahkan sering) salah memilih. Pdt. Dr. Stephen Tong mengibaratkan bahwa manusia seringkali salah memilih kepiting, lalu bagaimana mungkin manusia yang sama bisa benar dalam memilih iman. Itu suatu keanehan. Lalu, mengapa iman adalah anugerah Allah ? Iman adalah anugerah Allah berarti anak-anak Tuhan dapat beriman ketika mereka dianugerahkan iman oleh Allah, sehingga ketika mereka dapat beriman di dalam Kristus, mereka semakin dapat memuliakan Allah karena tanpa-Nya, mereka tak mungkin bisa beriman. Ketika iman bukan anugerah Allah, maka manusia bisa membanggakan diri seolah-olah dia mampu memilih iman yang benar dan kemuliaan Allah dicuri karenanya. Selain iman, Roh Kudus pula lah yang mencerahkan hati dan pikiran mereka untuk bertobat dan kembali kepada Kristus baik melalui sarana KKR, penginjilan, mendengarkan kaset khotbah, dll. Di dalam “theologia” Injili selalu ditekankan bahwa bertobat dahulu baru dilahirbarukan, sedangkan theologia Reformed mengajarkan bahwa setelah dilahirbarukan, manusia pilihan-Nya bisa mengerti dosa-dosa mereka, lalu bertobat dan kembali kepada Kristus. Theologia Reformed selalu menempatkan kedaulatan Allah bahkan di dalam proses keselamatan ini karena memang keselamatan adalah 100% anugerah Allah (bukan sebagian). Di dalam proses mencerahkan hati dan pikiran ini, anugerah Roh Kudus ini murni tidak bisa ditolak oleh manusia (di dalam 5 pokok Calvinisme, poin ini disebut Irresistible Grace/Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak) dan bukan juga berarti Roh Kudus memaksa, tetapi Roh Kudus melembutkan hati dan pikiran manusia pilihan-Nya yang keras dan memberontak sehingga dengan rendah hati dan taat mutlak mereka bertobat dan kembali kepada Kristus.
Kelima, Allah membenarkan kaum pilihan yang telah bertobat dan beriman dengan cara mengimputasikan kebenaran Kristus kepada mereka sehingga mereka dinyatakan benar (righteous) atau tidak salah. Paulus mengajarkan hal ini di dalam pengontrasannya dengan dosa Adam pertama di dalam Roma 5:18, “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.” Ayat ini berarti sama seperti dosa Adam pertama mengakibatkan semua manusia memiliki dosa asal, maka Kebenaran yang dikerjakan Kristus sebagai Adam kedua juga mengakibatkan semua manusia di dalam Kristus (umat pilihan-Nya) beroleh pembenaran. Dengan kata lain, kita dibenarkan atau dinyatakan benar oleh Allah bukan karena tindakan baik kita tetapi karena Kristus telah mengerjakan kebenaran bagi kita (solus Christus). Ini pasti merupakan suatu tindakan anugerah Allah karena tak mungkin manusia berdosa dibenarkan kalau bukan pekerjaan Allah sendiri.
Keenam, Allah mengadopsi umat pilihan menjadi anak-anak-Nya di dalam Kristus. Berarti, setelah dibenarkan, mereka yang termasuk umat pilihan mendapatkan hak istimewa (privilege) menjadi anak-anak-Nya. Tetapi tidak berarti karena kita adalah anak-anak-Nya, kita bisa manja dengan Allah. Menjadi anak-anak Allah berarti secara status kita telah diadopsi dan juga secara kondisi kita harus terus-menerus memiliki keinginan untuk serupa dengan Allah. Sama seperti hubungan kita dengan orangtua, maka kita sebagai anak harus belajar untuk hidup dewasa/mandiri karena kita pun sebentar lagi akan menjadi orangtua bagi anak-anak kita. Menjadi anak berbicara dua hal, yaitu hak istimewa dan kedewasaan.
Ketujuh, setelah umat pilihan-Nya diadopsi, Allah tetap bekerja menjaga keselamatan tersebut supaya tidak hilang (di dalam 5 pokok Calvinisme, poin ini disebut Perseverance of the Saints/Ketekunan Orang-orang Kudus) dengan cara memimpin mereka di dalam pengudusan terus-menerus (progressive sanctification) oleh Roh Kudus. Kalau “theologia” Arminian (yang mempengaruhi banyak “theologia” Injili, Karismatik/Pentakos
Terakhir (kedelapan), Allah yang telah menguduskan umat pilihan, Dia juga lah yang akan membawa mereka kepada kemuliaan (glorification). Kemuliaan merupakan akhir dari segala-galanya. Bagi mereka yang telah ditetapkan untuk binasa, maka neraka lah tempat akhir mereka, sedangkan bagi mereka yang telah ditetapkan-Nya untuk diselamatkan, maka kemuliaan, mahkota dan Surga lah tempat akhir mereka. Dan lagi, di dalam kemuliaan, kita benar-benar mendapatkan keselamatan kekal dan sempurna serta kita menjadi suci 100% (kondisi non-posse peccare atau tidak bisa berdosa). Mengapa ? Karena kita telah dikaruniai-Nya tubuh dan jiwa yang baru di dalam langit dan bumi yang baru kelak, sehingga kita tak mungkin bisa berdosa lagi. Pengharapan ini merupakan suatu pengharapan yang sangat besar dan berharga bagi kita.
4.3 Iman dan Perbuatan Baik Di Dalam Kerangka Keselamatan Manusia dari Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar