(Lukas 15:11-24)
Hari Minggu kita memperingati Father’s Day, saya ucapkan selamat kepada para Bapa, supaya melalaui peringatan ini para Bapa lebih mengasihi Tuhan, mengasihi istri dan mengasihi anak-anak. Tahukah saudara dari mana sesungguhnya asal mula Fathers’ Day ini? Fathers’ Day berasal dari Amerika, lahir dari satu ide seorang bernama Henry Jackson yang ingin menyatakan penghargaan atau appraciation terhadap bapa-bapa. Ide itu dimulai dari tempat dimana Henry tinggal dan menjadi suatu kebiasaan didaerah mereka yang kemudian berkembang ke daerah-daerah yang lain. Pada tahun 1972 pemerintah Amerika menjadikan tradisi itu menjadi hari nasional. Sampai hari ini setiap awal bulan September kita merayakan Fathers’ Day.Itulah sedikit latar belakang dari Fathers’ Day.
Perumpamaan tentang "Anak yang hilang" ini menggambarkan tentang kasih dan sikap Bapa yang di Sorga terhadap anak-anakNya. Hal ini disebabkan sikap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak bisa menerima pelayanan Yesus terhadap pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mereka memandang rendah dan risih kepada orang banyak yang tidak mengenal Taurat Allah, mereka juga menghindari untuk bergaual dengan mereka.` Dalam hal ini Yesus ingin membenarkan tindakan-Nya dengan menggambarkan bagaimana sikap Allah terhadap orang-orang berdosa.
Coba kita lihat bagaimana sikap Bapa kita yang di Sorga terhadap anak-anakNya:
I. Bapa Di Sorga Menghargai Hak Anak-AnakNYA
Tatkala anak bungsu menuntut pembagian harta warisan kepada bapanya, sebenarnya sang bapa cukup banyak alasan untuk tidak membagikannya. sebab pada waktu itu bapanya masih hidup, tentunya segala harta benda itu masih menjadi milik si bapa. Tetapi sang bapa tidak menerapkan prinsip ini terhadap si bungsu, ia tidak mempertahankan kuasanya; namun ia justru menghargai kebebasan dan hak anaknya. Dengan suka rela ia membagikan harta warisan tersebut pada si bungsu. Hal ini dapat kita lihat dalam ayat 12 "Ia membagi-bagikan harta kekayaan itu kepada kedua anaknya." Demikian juga pada waktu anak bungsu ini hendak menjual seluruh harta kekayaannya dan hendak merantau ke negeri yang jauh, bapanya tidak memaksakan anaknya untuk taat kepadanya. Sekali lagi ia memberikan kebebasan yang penuh kepada anaknya. Ini berarti bahwa sang bapa tidak diktator atau otoriter yang memaksa anaknya untuk tunduk pada kehendaknya.
Demikian juga dengan Allah
Di dalam hidup kita, Allah menghargai hak kita untuk melakukan segala sesuatu. Janganlah kita memakai hak yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk berbuat dosa. Jikalau Allah sudah begitu baik kepada kita, IA menghargai hak kita untuk melakukan segala sesuatu, marilah kita memakai waktu, kesehatan, dan kekuatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk melakukan hal-hal yang baik juga, sebab apabila sudah tiba waktu penghukuman maka Allah Yang Maha Adil akan menetapkan keputusan-Nya berdasarkan kesalahan manusia di dalam mempergunakan kebebasan mereka. Nah pada waktu itu kesempatan telah tidak ada, menyesalpun tidak ada gunanya.
II. Bapa Di Sorga Menanti Anak-AnakNYA Dengan Setia
Tindakan anak bungsu membuat sang bapa sangat sedih hati dan kecewa. Anak bungsu menjual seluruh hartanya lalu pergi ke negeri yang jauh dan di
Bapa kita di Sorga juga demikian, Ia senantiasa menanti anak-anak-Nya yang tidak setia dengan setia, walaupun anak-anak-Nya itu telah jauh dari-Nya, walaupun anak-anak-Nya tidak setia. Bapa yang di Sorga selalu dengan tangan terbuka menanti kita datang kembali kepada-Nya dengan setia.
Di dalam hidup kita, apabila kita merasakan sudah lama meninggalkan Tuhan, kita sudah lama hidup berkecimpung dalam dosa dan kenajisan, kita merasa begitu terikat dan sengsara, ingatlah bahwa Allah Bapa sedang menanti kita dengan setia agar kita pulang kembali kepada-Nya. Kalau kita merasa sudah lama meninggalkan Tuhan dan ingin kembali kepadaNya, mulailah saat ini juga, jangan tunda lagi.Tuhan senantiasa menanti kedatangan kita dengan setia.
III. Bapa Di Sorga Memberikan Pengampunan Kepada Anak-AnakNYA
Ketika anak yang bungsu ini menyesal, bertobat dan pulang ke rumah bapanya; maka bapanya mendapatkan dia, lalu memeluk dan mencium anaknya sebagai tanda pengampunan sebelum anaknya itu sendiri mengatakan sesuatu. Tatkala si bungsu berkata "Bapa, aku telah berdosa terhadap Sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut anak bapa." Bapanya segera memanggil para pelayannya dan berkata : "Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka-cita."
Semua ini menunjukkan bahwa sang bapa menyambut dengan hangat kedatangan anaknya dan memperlakukannya dengan sikap yang menghargai. Lalu dikenakan jubah kepadanya yang melambangkan kebenaran, perangai yang suci. Tangannya diberi cincin yang melambangkan hak atau kuasa menjadi anak Allah. Kakinya dipakaikan sepatu yang baru melambangkan seseorang yang kembali kepada Tuhan dan Yesus Krisrus telah memberilkan kepada kita darah-Nya yang mulia untuk pengampunan dosa kita. Saudara, Bapa yang di Sorga memberikan pengampunan kepada anak-anakNya yang mau bertobat dan datang kepada-Nya karena Tuhan Yesus Kristus telah menebus dosa kita dengan darah-Nya yang mulia.
Demikianlah dalam hidup kita ini, apabila kita menyesal atas segala perbuatan dosa kita yang sudah terlanjur dilakukan; kemudian kita bertobat maka Tuhan pasti menerima kita kembali dan memberikan pengampunan kepada kita melalui darah-Nya yang Kudus. Di dalam 1 Yohanes 1:9 di situ dikatakan "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
Marilah kita mengaku dosa-dosa kita karena Bapa yang di sorga memberikan pengampunan kepada kita anak-anak-Nya. Sekarang juga telah tersedia Anugerah bagi siapa saja yang mau mengakui dan menyatakan kesalahannya dan minta pengampunan pada Tuhan. Kita telah melihat bagaimana sikap Bapa kita yang di Sorga terhadap anak-anak-Nya, Ia menghargai hak mereka, Ia menantikan mereka dengan setia dan Ia memberikan pengampunan bagi mereka. Sekarang biarlah kita datang pada Tuhan, kembali pada-Nya, minta supaya hidup kita diperbaharui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar